- Details
- Category: BERITA SEPUTAR PENGADILAN
- Hits: 79
Spirit Santri Menginspirasi, PA Kota Madiun Rayakan Hari Santri Nasional Tahun 2025, Teguhkan Komitmen Membangun Peradaban |22-10-2025|
SPIRIT SANTRI MENGINSPIRASI, PA KOTA MADIUN RAYAKAN HARI SANTRI NASIONAL TAHUN 2025, TEGUHKAN KOMITMEN MEMBANGUN PERADABAN
PA Kota Madiun menggelar peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025 pada Rabu, (22/10/2025). Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025 ini digelar di Aula PA Kota Madiun pukul 07.30 WIB dengan dipimpin oleh Ketua PA Kota Madiun Dr. H. Sofyan Zefri, S.H.I., M.S.I. dan dihadiri oleh Wakil Ketua Imam Safi’I, S.H.I., M.H., para Hakim Nova Sri Wahyuning Tyas, S.H.I., M.H., Syahrul Mubaroq, S.H., dan Arina Kamiliya, S.H.I., M.H., Panitera Lucky Aziz Hakim, S.H.I., M.H., Sekretaris Agus Widyanto, S.H.I., Pejabat Struktural dan Fungsional, seluruh ASN, PPPK, CPNS dan PPNPN PA Kota Madiun. Turut ikut serta dalam mahasiswa magang Sekolah Advokasi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan UIN Syekh Wasil Kediri.


Ketua PA Kota Madiun Dr. H. Sofyan Zefri, S.H.I., M.S.I. dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur Alhamdulillah, seluruh aparatur PA Kota Madiun dan juga mahasiswa mahasiswi magang dapat berkumpul pada hari ini dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional Tahun 2025. Momentum yang penuh makna ini menjadi kesempatan bagi kita sebagai aparatur peradilan agama untuk semakin memperkuat semangat keilmuan dan keimanan, serta terus berkontribusi secara tulus bagi bangsa dan umat.
Pada Peringatan Tema peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025 mengusung Tema "Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.” Tema ini mengajak kita semua untuk menguatkan diri, tidak hanya secara fisik, tetapi terutama dalam semangat spiritual dan intelektual, sebagai pondasi yang kokoh dalam menuntut ilmu dan berkontribusi kepada bangsa dan negara .Hari Santri menjadi momentum berharga untuk kita menggelorakan semangat sohibul ‘ilmi, yakni menuntut ilmu dengan niat yang tulus dan ikhlas agar ilmu yang kita raih memberi manfaat tidak hanya bagi diri kita, melainkan bagi seluruh umat. Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." Menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah yang sangat mulia. Namun, ibadah itu harus disertai pengabdian dan keikhlasan, sehingga ilmu yang kita dapatkan tidak menjadi beban tetapi justru menjadi berkah yang kita salurkan untuk kepentingan umat.
Lebih lanjut, Ketua PA Kota Madiun mengajak seluruh aparatur PA Kota Madiun melalui bekal ilmu, integritas, dan nilai-nilai spiritual yang kokoh, mari terus berkomitmen memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.Saudara-saudara sekalian, sebagai insan Peradilan Agama, panggilan bekerja tidak hanya sekadar menjalankan tugas administratif tetapi juga membangun spiritualitas sejati. Spiritualitas yang menumbuhkan jiwa yang kuat, teguh, dan penuh kesabaran dalam setiap proses kehidupan, dari keimanan hingga akhir hayat. Inilah semangat santri sejati: berjuang tanpa pamrih, menuntut ilmu dengan tekun, dan mengabdi dengan tulus serta penuh keikhlasan.Keimanan yang kuat akan meningkatkan kualitas diri kita melalui ilmu yang kita pelajari. Di balik semua itu, juga harus saling mendoakan. Doa adalah pengantar terbaik untuk menghadirkan versi terbaik dari diri masing-masing. Dengan doa, saling menguatkan dalam kebaikan dan kebajikan. Ada tiga hal penting yang perlu kita ingat dalam berdoa: Pertama, berdoa untuk kebaikan dan kesuksesan diri kita sendiri. Kedua, mendoakan orang lain agar selalu diberi kemudahan dan keberkahan. Ketiga, memohon agar orang lain juga mendoakan kita agar selalu di jalan yang benar dan diberi keberkahan.Mari kita terus saling mendoakan, saling memotivasi, dan memberikan yang terbaik dalam setiap langkah kehidupan kita, sehingga orang-orang di sekitar kita merasa nyaman dan mendapatkan manfaat dari kehadiran kita.


“Diharapkan seluruh aparatur PA Kota Madiun, senantiasa menjaga sinergi yang harmonis dengan pimpinan dan rekan kerja. Hindari segala perilaku dan sikap negatif, serta pegang teguh nilai-nilai Islami dalam setiap tindakan kita. Rasa nyaman di lingkungan kerja akan terwujud jika kita sama-sama menjaga kinerja, kehormatan, dan muru’ah lembaga peradilan agama yang kita banggakan ini. Bekerja dengan integritas adalah kebanggaan yang harus kita junjung tinggi. Berdedikasi dengan kejujuran dan ketulusan adalah kehormatan kita. Memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat adalah wujud ibadah yang nyata. Ketika kita mampu memberikan manfaat dan pelayanan yang tulus kepada orang lain, sejatinya kita sedang mendapat kehormatan dari Allah SWT untuk menjadi perantara kebaikan di muka bumi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan kekuatan, keikhlasan, dan keistiqamahan kepada kita semua untuk terus menebar manfaat, menjaga akhlakul karimah, dan menjadi pribadi-pribadi yang membawa keberkahan di setiap langkah kehidupan kita. Selamat Hari Santri Nasional Tahun 2025. Semoga semangat dan nilai-nilai santri senantiasa hidup dan menginspirasi hati.” Tutur Ketua PA Kota Madiun.

Dalam peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025 di PA Kota Madiun ini mengusung Mauidhoh Hasanah bersama Ustadz Wakil Ketua Imam Safi’I, S.H.I., M.H. menyampaikan bahwa tema Hari Santri tahun ini adalah “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.” Tema ini mengandung makna yang sangat dalam, bukan hanya untuk para santri di pesantren, tetapi juga bagi kita semua, termasuk aparatur peradilan agama yang juga berperan dalam menjaga nilai dan martabat bangsa.
1. Mengawal Indonesia Merdeka
Dalam konteks mengawal kemerdekaan, kita perlu mengingat kembali bahwa kemerdekaan ini tidak datang dengan mudah.
Perjuangan para ulama dan santri pada masa lalu, khususnya melalui Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asy’ari, pada 22 Oktober 1945 menjadi tonggak penting lahirnya semangat mempertahankan NKRI. Dari semangat itu, lahirlah peristiwa heroik 10 November di Surabaya, yang kini kita kenal sebagai Hari Pahlawan. Artinya, santri tidak hanya ahli ibadah, tetapi juga penjaga nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan. Mereka memahami bahwa jihad bukan semata perang fisik, tetapi juga jihad ilmu, jihad moral, dan jihad pengabdian.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah At-Taubah ayat 122:
"وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِیَنْفِرُوْا كَآفَّةً ؕ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآىِٕفَةٌ لِّیَتَفَقَّهُوْا فِی الدِّیْنِ وَلِیُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْۤا اِلَیْهِمْ لَعَلَّهُمْ یَحْذَرُوْنَ".
"Wamā kāna al-mu'minūna liyanfirū kāffatan. Falawlā nafara min kulli firqatin minhum ṭā'ifatun liyatafaqqahū fī ad-dīni walīunzirū qawmahum idhā raja'ū ilayhim la'allhum yaḥdharūn".
Artinya: "Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya."
“Ayat ini memberi pesan, bahwa dalam menjaga kemerdekaan dan kemajuan bangsa, harus ada sekelompok orang yang memperdalam ilmu dan menjadi penerang bagi masyarakat.
Itulah semangat santri sejati menjaga kemerdekaan dengan ilmu, iman, amal dan akhlak. Sehingga aparatur PA Kota Madiun Shaleh secara individu maupun Shaleh secara sosia, yaitu: Kesalehan individual berfokus pada hubungan langsung dengan Tuhan melalui ibadah ritual pribadi (hablun minallah), seperti shalat dan puasa, sementara kesalehan sosial adalah wujud pengabdian kepada Tuhan yang terungkap dalam hubungan baik dengan sesama manusia (hablul minannas) melalui sikap peduli, tolong-menolong, dan berkontribusi pada kemaslahatan umum. Dalam Islam, keduanya harus seimbang, karena kesalehan yang sejati mencakup pengabdian baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia.”, tutur Wakil Ketua PA Kota Madiun.
2. Menuju Peradaban Dunia
Menuju peradaban dunia merupakan sebuah proses panjang yang melibatkan integrasi warisan tradisi lama dengan moderenitas, serta melakukan pembaharuan secara dinamis yang relevan dengan kondisi kekinian. Dalam hal ini, Wakil Ketua PA Kota Madiun Imam Safi’i, S.H.I., M.H. mengutip konsep Hassan Hanafi dalam melakukan perubahan sosial dan membangun sebuah peradaban. Dalam konteks, memajukan lembaga peradilan (Pengadilan Agama), ada 3 (tiga) aspek yang harus dilakukan
- Paham Membangun Tradisi sebagai Aparatur Pengadilan. Salah satu fondasi utama dalam membangun peradaban adalah menjaga dan memahami tradisi Islam, khususnya bagi aparatur pengadilan. Aparatur pengadilan harus memegang teguh tradisi keimanan sekaligus menjalankan tugasnya dengan integritas dan tanggung jawab sosial. dalam hal ini Para aparatur PA Kota Madiun ini ibarat santri yang terus meng-upgrade kemampuan, bukan hanya dari sisi keimanan (shaleh secara pribadi), tetapi juga shaleh sosial, yakni kemampuan berinteraksi dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Dengan demikian, tidak hanya fokus pada aspek ritual keagamaan, tetapi juga pada sosial etika yang membangun harmoni dan keadilan dalam masyarakat.
- Kesadaran Diri dan Pemahaman terhadap Tradisi Orang Lain (instansi lain). Setelah menyadari siapa diri kita melalui refleksi kekuatan dan kelemahan individu maupun institusi, langkah selanjutnya adalah mengenali kekuatan dan kemampuan orang lain. Pendekatan ini sesuai dengan konsep Hasan Hanafi tentang lawan mutualisme, yaitu hubungan yang saling menguntungkan dan saling mendukung antara individu dan masyarakat; Memahami realitas kekinian. Mengetahui kondisi dan dinamika sosial di sekitar, termasuk perkembangan teknologi dan budaya, membuat kita mampu beradaptasi dan bersinergi secara efektif.
3. Realitas dan Korelasi Aparatur Peradilan di Era Digitalisasi
Kita hidup di zaman yang penuh realitas baru pada dunia yang serba cepat, serba digital, dan serba transparan. Realitas adalah keadaan nyata yang kita hadapi saat ini: perubahan teknologi, tantangan etika, serta tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik yang cepat dan bersih. Sementara korelasi adalah hubungan antara ilmu, iman, dan tindakan kita dalam menghadapi realitas tersebut. Artinya, setelah kita mengetahui siapa diri kita, memahami kelebihan dan kelemahan kita, maka kita juga harus memahami bagaimana hubungan (korelasi) antara diri kita dengan lingkungan kerja, dengan masyarakat, dan terutama dengan Allah SWT. Imam Hanafi mengajarkan pentingnya memahami diri sendiri dan orang lain agar tercipta hubungan yang saling menguatkan, bukan hubungan yang saling melemahkan. Inilah semangat mutualisme islami: saling menumbuhkan, bukan saling menjatuhkan. Dalam konteks perkembangan zaman, khususnya era digitalisasi, aparatur peradilan memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya memahami hukum dan tradisi, tetapi juga mampu mengimplementasikan teknologi dalam pelayanan publik.
- Transformasi digital harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keadilan yang lebih cepat, transparan, dan akuntabel.
- Sebagai insan peradilan agama, aparatur PA Kota Madiun harus terus belajar dan berinovasi untuk menjawab tantangan pelayanan hukum di dunia modern, menyesuaikan diri dengan era digital, menguasai teknologi, dan beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai spiritual sehingga bisa memberikan kontribusi nyata dalam membangun peradaban yang berkeadilan dan maju
“Sehingga Menuju peradaban dunia bukan hanya sekadar mengandalkan warisan tradisi lama, tapi juga mengintegrasikan pembaharuan yang sesuai dengan perubahan zaman. Dengan kesadaran terhadap keimanan, realitas sosial, dan adaptasi terhadap era digital, InsyaAllah kita mampu mencapai visi membangun peradaban dunia.”, pungkas Wakil Ketua PA Kota Madiun.
Peringatan peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025 di PA Kota Madiun ini diakhiri dengan pembacaan do’a dan ditutup dengan ramah tamah makan bersama.
