- Details
- Category: BERITA SEPUTAR PENGADILAN
- Hits: 3422
“Menjaga Etos Kerja di Bulan Puasa” Kultum Ramadhan 1446 H oleh Hakim PA Kota Madiun Syahrul Mubaroq, S.H. |05-03-2025|
“MENJAGA ETOS KERJA DI BULAN PUASA” KULTUM RAMADHAN 1446 H OLEH HAKIM PA KOTA MADIUN SYAHRUL MUBAROQ, S.H.
Aparatur PA Kota Madiun kembali melaksanakan kegiatan rutin Ramadhan 1446 Hijriah pada Rabu, (5/3/2025). Kegiatan yang dilaksanakan di Aula PA Kota Madiun ini diikuti oleh Ketua PA Kota Madiun Dr. H. Sofyan Zefri, S.H.I., M.S.I. bersama Wakil Ketua Imam Safi'i, S.H.I., M.H. dan Hakim, Panitera, Pejabat Struktural dan Fungsional, seluruh ASN serta PPNPN.
Kegiatan diawali dengan Shalat Dzuhur berjamaah dilaksanakan pukul 12.10 WIB di- Imami oleh Wakil Ketua PA Kota Madiun Imam Safi'i, S.H.I., M.H. dan setelah shalat Dzuhur berjamaah ini dilanjutkan dengan Kultum singkat yang kali ini disampaikan oleh Hakim Syahrul Mubaroq, S.H. Dalam kesempatan yang diberikan beliau menyampaikan Kultum tentang menjaga Etos Kerja di Bulan Puasa. Khususnya kepada kita sendiri sebagai insan peradilan yang harus senantiasa bekerja menyelesaikan tupoksi dengan maksimal dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat pencari keadilan.
Lebih lanjut, disampaikan bahwa sebagai salah satu amal yang memiliki nilai ibadah, semestinya bekerja, terutama bagi Muslim yang sudah memiliki kewajiban mencari nafkah, menjadi salah satu kegiatan bernilai pahala yang akan diganjar berlipat ganda oleh Allah swt. Kemandirian ekonomi merupakan salah satu prinsip yang menjadi perhatian agama Islam. Sehingga, Islam juga sangat mengapresiasi umat Muslim yang memiliki semangat etos kerja tinggi, terlebih jika ia sudah memiliki kewajiban untuk menafkahi keluarga. Dalam satu sabdanya Rasulullah menyampaikan:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
Artinya: “Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Dawud as memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.” (HR Al-Bukhari) .
Dalam hal ini Nabi Adam sebagai salah satu potret sosok yang memiliki semangat etos kerja tinggi menyiratkan pesan bahwa umat terdahulu saja sudah menjunjung tinggi kemandirian ekonomi, apalagi umat Nabi Muhammad yang menyandang status umat terbaik dibanding generasi sebelum-sebelumnya.
Namun, adapula sebagian umat Muslim Kehadiran bulan suci Ramadhan kadang dianggap ‘membebani’ dan menilainya sebagai momen penghambat produktivitas dan penurunan etos kerja. Kondisi tubuh yang lapar dan haus membuat bulan puasa kadang dikambinghitamkan oleh sebagian orang sebab menurunkan stamina tubuh. Padahal, seharusnya Ramadhan menjadi momen bagi setiap Muslim untuk lebih giat lagi dalam bekerja. Sebagai salah satu aktivitas yang memiliki nilai pahala, semangat etos kerja di bulan puasa memiliki nilai ganjaran lebih dibanding pada bulan-bulan lainnya. Bukankah Rasulullah saw selalu memberi motivasi kepada para sahabat ketika hendak menyambut Ramadhan,
أَيُّهَا الَّناسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُباَرَكٌ، شَهْرٌ فِـيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. جَعَلَ اللهُ صِياَمَهُ فَرِيْضَةً وَ قِياَمَ لَيْلِهِ تَطَـوُّعاً. مَنْ تَقَرَّبَ فِـيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ اْلخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِـيْماَ سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِـيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِـيْمَا سِواَهُ
Artinya, "Wahai manusia sekalian, telah tiba bulan yang agung lagi mulia. Bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dibanding seribu bulan. Allah telah menjadikan puasanya wajib dan shalat malamnya sebagai amal sunnah. Barangsiapa melakukan satu ibadah sunnah pada bulan ini, maka pahalanya setara dengan satu ibadah wajib di bulan lainnya. Dan barangsiapa menunaikan satu ibadah wajib pada bulan ini, maka pahalanya seperti menunaikan tujuh puluh ibadah wajib di bulan lainnya.” (HR Ibnu Khuzaimah).
Untuk itu, beliau mengajak seluruh aparatur PA Kota Madiun harus menyadari bahwa selain sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menciptakan kemandirian ekonomi, bekerja dengan baik di bulan Ramadhan juga memiliki nilai pahala lebih, apalagi Rasulullah sudah menyampaikan bahwa bekerja memiliki sejumlah pahala yang beragam. Beberapa di antaranya:
- Bernilai Sedekah
Rasulullah saw pernah menyampaikan bahwa salah satu ibadah yang paling utama di bulan Ramadhan adalah bersedekah. Seorang Muslim yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya akan memperoleh pahala sedekah.
Dalam satu hadits diriwayatkan,
عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيَكْرِبَ الزُّبَيْدِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا كَسَبَ الرَّجُلُ كَسْبًا أَطْيَبَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَمَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى نَفْسِهِ وَأَهْلِهِ وَوَلَدِهِ وَخَادِمِهِ فَهُوَ صَدَقَةٌ
Artinya, “Dari Miqdam bin Ma’diyakrib az-Zubaidi, dari Rasulullah saw, beliau bersabda, ‘Usaha terbaik seorang laki-laki adalah usaha dari hasil tangannya sendiri. Dan apa-apa yang diinfakkan oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak dan pembantunya adalah sedekah.” (Ibnu Majah).
- Penghapus Dosa
Selain memiliki nilai sedekah, bekerja mencari nafkah juga menjadi salah satu penghapus dosa yang paling ampuh. Rasulullah pernah manyampaikan bahwa jerih payah mencari nafkah bisa menjadi penebus dosa yang tidak bisa dilakukan oleh amal-amal ibadah lain. Dalam satu hadits diriwayatkan.
عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مِنَ الذُّنُوْبِ ذُنُوْبٌ لَا يُكَفِّرُهَا إِلَّا الْهَمُّ بِطَلَبِ المَعِيْشَةِ
Artinya, “Dari Rasulullah saw, beliau bersabda, ‘Dari sekian dosa terdapat jenis dosa yang tidak dapat ditebus kecuali dengan kesusahan (perjuangan) dalam mencari penghidupan (keluarga).’” (HR at-Thabarani, Abu Nu’aim, dan al-Khatib).
- Meraih Surga
Meraih surga merupakan idaman bagi setiap Muslim. Bagaimana tidak, surga disebutkan sebagai tempat terbaik yang keindahannya tidak bisa dibayangkan oleh siapapun. Bisa memasukinya tentu sebuah prestasi Muslim yang sangat dibanggakan. Salah satu amal ibadah yang bisa mengantarkan seorang hamba ke tempat mulia ini adalah bekerja untuk menafkahi keluarga. Dalam satu hadits diriwayatkan,
مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ فَأَنْفَقَ عَلَيْهِنَ وَ أَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ حَتَّى يُغْنِيَهُنَّ اللهُ عَنْهُ أَوْجَبَ اللهُ لَهُ الجَنَّةَ أَلْبَتَّةَ أَلْبَتَّةَ إِلَّا أَنْ يَعْمَلَ عَمَلًا لَا يُغْفَرُ لَهُ
Artinya, “Siapa saja yang memiliki tiga putri, lalu memenuhi nafkah mereka dan memperlakukan mereka dengan baik sehingga Allah menjadikan mereka mandiri terhadap ayahnya, niscaya Allah jadikan surga untuknya. Sudah pasti. Kecuali ia mengamalkan jenis dosa yang tidak dapat diampuni (seperti syirik).” (HR Al-Kharaithi).
Diakhir kultumnya beliau mengajak seluruh aparatur PA Kota Madiun untuk senantiasa menjaga etos kerda di tengah melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan 1446 H ini dengan sebaik-baiknya dan selalu berdo’a agar ibadah yang dilaksanakan dapat diterima oleh Allah SWT sebagai pengampun dosa dan mendapat keberkahan pahala untuk meraih surganya Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal Alaamiin.